Rabu, 06 Desember 2023

THE MADAME AT SCHOOL - BAB 8. NGE-DATE WITH TIGA KAKAK BERADIK

 



BAB 8. Nge-date With Tiga Kakak Beradik



Lisa dan Jennie cukup lama bertatapan dengan jarak yang lumayan jauh entah apa yang ada dipikiran mereka masing-masing. Sampai akhirnya Jisoo menghentikan lamunan Lisa.


"Yuk, samperin mereka!" ajak Jisoo dan langsung mengandeng tangan Lisa.


Lisa hanya bisa menganggukkan kepalanya menandakan ia. Lalu menghampiri Jennie dan Irene.


"Kalian ngapain disini?" tanya Irene, ia sedikit bingung. "Jangan-jangan?"


"Ish! Ya mau nonton lah Kak, ngapain lagi coba?" kilah Jisoo.


Irene menggeleng, menyadari Jisoo tidak mengerti dengan ucapannya. "Maksud aku, bukannya kalian pergi dinner?"


"Sudah, tapi ini masih awal kalau pulang duluan. Jadi lanjut nonton deh."


Lisa dan Jennie hanya bisa menyimak pembicaraan yang lainnya. Tak kala Jennie kadang mencuri pandang kepada Lisa dengan ekor matanya. Lisa sendiri hanya bisa mematung dan sedikit gugup karena menyadari dirinya akan dimarahi lagi disekolah.


"Hadeh! Ngapain juga si Madam ini disini?" batin Lisa.


Irene menoleh kearah Lisa. "Bocah! Kamu sudah tau kan kalau aku dan Jisoo Kakak Adik?" Lisa mengangguk seperti anak kecil. "Nah dia ini Adik kami yang paling bungsu. Emang cuek orangnya jadi kamu maklumin aja yaa..." Tambahnya, Irene menunjuk Jennie yang sekarang sedang berlipatkan lengan.


"Anjir! Mereka sodaraan. Tapi yang bungsu ini emang agak nyebelin. Gak! Sangat nyebelin. Mana tukang ngomel-ngomel lagi." batin Lisa meracau, ia hampir tidak percaya jika ketiga wanita dihadapan nya kakak beradik.


Dilain sisi. Seulgi, Hanbin dan Jimin yang sedang menikmati musik di sebuah club malam. Mereka juga menikmati minuman yang mereka pegang masing-masing. Ada alasan tersendiri kenapa mereka bisa sampai kesana, karena Jimin lah pemilik Club itu jadi meskipun mereka belum cukup umur tidak ada larangan bagi mereka untuk tidak bisa masuk.


"Woi! ini udah jam 10, Lisa mana belum dateng juga?" teriak Hanbin karena musik di Club itu sangat mengema nyaring.


"Biar gue telepon dulu kalian tunggu disini, gue keluar dulu." tawar Seulgi yang lantas berjalan keluar.


Betapa kesalnya Seulgi karena sudah beberapa kali ia mencoba menghubungi Lisa tetapi sampai sekarang telepon nya masih juga tidak diangkat.


"Angkat bego..." gerutu Seulgi.


Sedangkan Lisa tahu jika handphonenya sedari tadi bergetar tetapi dia tetap mengabaikan nya karena masih berada didalam bioskop.


Lisa melirik kearah layar handphone. "Mau ngapain nih anak?" gumam Lisa.


Mereka duduk dengan posisi Lisa di sebelah kiri, lalu Jisoo disamping nya lalu Jennie dan Irene di sebelah kanan. Jennie yang merasa terganggu dengan sikap Lisa karena berusaha melihat kelayar handphone nya secara sembunyi-sembunyi mulai angkat bicara.


"Kenapa gak di angkat dulu? Ck!" keluh Jennie yang lebih terdengar menyuruh itu. Membuat Lisa menoleh cepat kearahnya.


"Kenapa?" bisik Jisoo, ia mulai sadar.


"Kayaknya aku harus angkat telepon dulu."


Jisoo mengangguk. "Angkatlah! Mana tau penting."


Dengan itu Lisa bergegas keluar untuk segera menjawab telepon dari Seulgi.


"Kenapa? Gue lagi nonton, ganggu banget lo!" omel Lisa pada Seulgi.


"Anjirlah! Lo udah janji mau nyusul, ini udah jam 10 lo belum dateng juga," sembur Seulgi yang tidak kalah nyaring, sampai-sampai membuat Lisa menjauhkan benda pipih itu dari telinganya.


"Sorry bro, gak bisa gue. Lagian kemarin juga gue gak janji,"


Terdengar bunyi helaan nafas dari Seulgi. "Bego! Nyesel lo kalau gak-"


Tit! Tit! Tit! Lisa mengakhiri telepon secara sepihak. Sebelum Seulgi menyelesaikan ucapannya.


"Si bego! Gue belum selesai ngomong." kesal Seulgi memaki Lisa melalui handphone nya, alih-alih Lisa.



_THE MADAME AT SCHOOL_



Tepat pukul dua puluh tiga, Lisa dan ketiga kakak beradik itu sudah menyelesaikan filmnya. Sekarang mereka sedang berjalan menuju Basement hendak pulang. Di Basement Jennie yang kebingungan melihat Lisa akan memasuki mobil Jisoo pun mulai bertanya-tanya.


"Kak, kamu mau mengantar dia?" tanya Jennie, bicara dengan intonasi dinginnya.


"Iya Jennie! Dia gak bawa kendaraan."


Jennie menatap Lisa dengan ekspresi mengejek. "Serius? Masa cowok malah nyusahin cewek buat mengantar pulang."


Lisa sangat tersinggung dengan apa yang dikatakan Jennie. "Ehem! Kak, aku pulang sendri aja." ucapnya yang lantas beranjak dari tempat itu.


"Jangan! Ini sudah larut, biar aku antar aja." teriak Jisoo.


Lisa tidak menghiraukan teriakan itu. la masih tetap fokus berjalan menjauh dari mereka tanpa menoleh kebelakang.


"Ish! Jennie, kamu keterlaluan!" celetuk Jisoo, wajahnya memancarkan kekesalan.


Irene yang melihat itu mulai panik. "Sstt! Sudah, jangan pada berantem!" Diliriknya kanan kiri, dan dia baru sadar ternyata ditempat itu ada beberapa orang yang memperhatikan mereka. "Malu dilihat orang-orang! Lagian Jennie juga benar, ini sudah larut kalau kamu di apa-apain bagaimana, hm?"


Jisoo menghentakkan kakinya. "KAK Rene! Jangan terlalu berpikiran negatif ke orang yang baru di kenal," gerutunya, Jisoo benar-benar tidak habis pikir kenapa adik dan kakak nya berfikiran akan Lisa bertidak yang tidak sesuai terhadapnya. "Aku yakin dia orang baik. Buktinya dia gak menuntut waktu aku jelas-jelas nyerempet dia."


Mendengar perkataan itu membuat Jennie sedikit bingung bercampur penasaran. Sampai-sampai membuatnya menghela nafas panjang.


"Jadi itu alasannya kenapa mereka bisa saling kenal." batin Jennie.


Di lain sisi. Lisa yang mutuskan untuk berjalan kaki, karena ingin menikmati suasana larut malam. Tidak jarang Lisa melihat beberapa orang, ada yang dengan pasangan nya, ada yang dengan keluarganya, bahkan ada yang masih keluar bersama anaknya. Lisa memperhatikan wajah mereka inci demi inci. Raut wajah mereka memancarkan kebahagiaan. Ada yang tersenyum bahkan tertawa karena candaan. Lisa tersenyurm kecut melihat wajah bahagia yang terpancar dari mereka. Mungkin kah Lisa iri dengan mereka?


Disaat seperti inilah yang membuat Lisa berpikir kembali, kenapa dia tidak seberuntung mereka? Yang hidup hangat bisa berkumpul bersama keluarga? Bahkan orang asing saja menganggap dirinya Benalu. Mereka hanya bisa menilai Lisa dari sisi buruk dan penampilan saja. Tetapi tidak pernah benar-benar ingin melihat Lisa lebih dalam lagi. Melihat bahwa ada hati yang keluh kesah membutuhkan seseorang yang mau memberikan kehangatan. Semakin Lisa terlelap dari pikirannya, membuat cowok itu menitikkan air mata nya. Lisa menghela nafas dalam-dalam, dia mengongkak untuk menenggelamkan air matanya yang ingin menetes lagi, lalu setelahnya Lisa mencoba tersenyum.


"Gapapa Lisa! Masih ada Tuhan yang selalu ngeliatin. Disana!" Lisa menunjuk kearah langit. "Meskipun kamu banyak dosa. Tapi percayalah, Dia gak akan biarin kamu sendirian." monolog Lisa.

   


         Pagi Harinya, Lisa memutuskan untuk memulai aktivitasnya yaitu lari pagi. Lisa yang cuma berlari disekitaran Gang rumahnya, meskipun kebanyakan rumah kosong. Banyak bangunan yang terbengkalai juga jadi tak heran jika sepi.


"Huft! Gila cape banget, udah lama gue gak Joging."


Dia melirik Arloji dan mendapati sudah menjelang jam 9 pagi. "Balik aja deh laper gue." Lisa lantas berbalik arah ingin segera pulang.


"Tolong! Ku mohon..."


Teriakkan seorang wanita yang terdengar lantang ditelinga Lisa.


Lisa berhenti sejenak, mencoba menimba apakah dia harus menolong orang itu atau tidak. "Lisa, lupain aja niat lo itu! Fokuslah berlari," tandas Lisa, dengan begitu dia lanjut berlari tidak mau memperdulikan apa yang ia dengar.


"Ganggu banget anjir! Maaf, gue gak mau lagi ikut campur urusan orang lain." Tapi, lagi dia berhenti.


"Sialan!" maki Lisa, ia berbalik arah. Berlari sekencang-kencangnya kearah dimana suara minta tolong itu berada.


Lisa sudah tidak heran jika mendengar suara-suara yang meminta tolong diarea itu, karena memang disitulah tempat komplotan perampokan yang berkedok penunjuk arah. Awalnya Lisa tidak ingin mencampuri urusan mereka. Karena sudah sangat sering berurusan dengan perampok-perampok itu dan Lisa juga sekarang memutuskan tidak mau berhubungan dengan orang lain. Tapi dilain sisi hati nurani cowok itu benar-benar diluar dugaan.


"Woi! Apa kalian gak punya malu?!" teriak Lisa kepada komplotan perampok itu. Lisa berkacak pinggang sambil menyaksikan apa yang ia lihat.




_THE MADAME AT SCHOOL_



NEXT => BAB 9. LISA SEKARAT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE MADAME AT SCHOOL - BAB 10. LISA DIUSIR DARI SEKOLAH?

  BAB 10. Lisa Diusir Dari Sekolah?            Di pelajaran pertama kelas 12 Sains ialah Fisika. Semua murid sudah siap dengan bukunya masin...