BAB 7. Nge-date With Jisoo
"Mi, sepertinya akhir-akhir ini aku akan jarang pulang," ucap Jennie yang membuat Park Min-young menghentikan aktivitas makannya.
Sekarang mereka sedang berkumpul untuk makan malam bersama tetapi tidak dengan Suho karena dia sedang perjalanan bisnis keluar Kota.
Park Min-young menghela nafas panjang. la meletakkan garpu dan sendoknya secara bersamaan. "Kenapa? Baru juga kemarin kamu pulang ke rumah, sekarang malah mau ninggalin rumah lagi?"
"Iya, Jennie! Mami benar, apa kamu bosan tinggal di rumah?" Irene ikut menyuarai sedangkan Jisoo hanya mengangguk-angguk tidak ikut bicara karena mulutnya masih dipenuhi makanan.
"Mami dan juga kakak-kakak ku!" gemes Jennie, ia menatap ketiga wanita itu secara bergantian. "Aku gak maksud buat ninggalin rumah, tapi kalian tau sendiri jarak kesekolahan, tempat pemotretan dan rumah lumayan jauh. Jadi aku gak sanggup kalau harus kejar-kejaran waktu," keluh Jennie, ia menoleh kearah Wendy setelahnya. Berharap wanita itu ikut menyuarainya.
"Iyakan Kak Wendy? Lagian aku nanti pulangnya di hari minggu dan hari-hari libur lainnya. Kalian kan juga bisa pergi ke Apartment ku nantinya." tambah Jennie.
"Aku rasa Jennie benar Tante! Kadang kami harus berangkat pagi buta untuk kesekolahan itu dan kalian tenang saja selama Jennie bersamaku, aku gak akan pernah membiarkan nya sendiri." Akhirnya Wendy membantu menjelaskan.
Park Min-young mengurai senyuman. "Iya-iya! Mami kasih izin. Tapi ingat jangan lupa mampir kerumah setidaknya satu minggu 2 atau 3 kali!" usulnya memberi peringatan.
Jisoo yang sedari tadi tidak bersuara karena sedang sibuk dengan handphone milikinya. Sampai-sampai membuatnya senyum-senyum menatap benda pintar itu.
"Kak, aku pengen pergi makan besok malam."
Isi pesan Lisa. Jisoo terkesiap. Ia menyadari jika besok adalah akhir pekan.
"Besok kan malam minggu, apa kamu mau mengajak ku berkencan?" balas Jisoo.
Tidak perlu waktu lama untuk Jisoo menunggu balasan lagi dari Lisa, cukup dua detik pesan dari Lisa muncul lagi.
"Benarkah? Sepertinya ide bagus."
Isi pesan Lisa. Jisoo sudah bisa menilai jika Lisa sangat berpengalaman dalam hal merayu wanita.
"Kamu sepertinya berpengalaman yaa.. Yaudah nanti aku kabarin lagi."
Setelah membalasnya Jisoo langsung menyimpan kembali handphone miliknya di atas meja makan. Semua tatapan mata tertuju kepadanya.
"Lagi Chatting sama siapa kamu?" Irene di sampingnya melirik penuh selidik. "Jangan bilang bocah waktu itu, yang kamu emph-"
Jisoo yang akan menyadari kalimat terakhir Irene langsung menutup mulut kakaknya itu. Jisoo tidak ingin jika Ibunya dan Jennie mengetahui. Karena menurutnya itu sangat rahasia. Jennie menoleh kearah mereka berdua penuh selidik begitu juga Park Min-young. Jisoo hanya memberikan cengiran. Berharap mereka yang melihat tingkahnya tidak penasaran akan apa yang dimaksud Irene.
Setelah menyelesaikan aktivitas makan malam. Merekapun pergi meninggalkan meja makan satu persatu dan pergi ke kamarnya masing-masing. Jennie yang lebih dulu beranjak dari meja makan itu langsung pergi ke kamarnya. Dikamar ia berbaring dan tatapannya fokus pada layar handphone.
"Ck! Jennie, fokus mencari Apartemen!" monolog Jennie.
Entah kenapa ia sangat gelisah sekarang setelah mendengar apa yang dikatakan Irene. Ia yakin jika Bocah yang dimaksud Irene adalah Lisa. Karena waktu itu Jennie sempat mendengar jika Jisoo dan Irene pernah bilang kepada Rosé, bahwa mereka mengenal Lisa.
"Aku yakin bocah yang mereka maksud pasti si Lisa-Lisa itu. Tapi kok mereka bisa saling kenal ya? kak Jisoo saja sampai Chattingan dengannya." batin Jennie, bertanya-tanya.
_THE MADAME AT SCHOOL_
Pagi yang cerah di akhir pekan yang selalu di tunggu-tunggu para pelajar dan juga pekerja. Lisa datang kesekolah dengan motor CBR warna stabilo dan terlihat baru saja diparkirnya. Ada Jimin yang ternyata baru datang juga diantar supirnya dan langsung berlari menuju parkiran karena melihat Lisa.
"Gilaa sih! Motor lo makin keren aja." Jimin berbinar, tangannya terulur ingin menyentuh motor Lisa tetapi langsung ditepis oleh sang empunya.
Lisa mengelus-ngelus motornya dengan sayang. "Tangan lo kotor, jangan sentuh motor gue!" sergahnya yang lantas membuat Jimin memutar bola matanya jengah.
"Anjir! Liat noh!" heboh Jimin, menepuk-nepuk bahu Lisa agar menoleh kepada apa yang ia lihat.
Jimin sampai tidak berkedip melihat sebuah mobil Lamborghini melewati mereka menuju parkiran khusus. Lisa yang melihat tingkah sahabatnya itu tidak menghiraukan sama sekali, dan tetap fokus mengagumi motor miliknya. Terlihat Jennie dan Wendy keluar dari mobil itu.
"Elah! Liat begoo..." desak Jimin lagi. Tangannya masih sibuk menepuk-nepuk bahu Lisa karena masih berjongkok di depan Motornya.
"Selamat pagi Bu Kepsek..."
Jennie hanya menoleh sekilas kepada Jimin yang menyapanya.
Lisa melotot mendengar Jimin menyapa dengan sebutan Kepsek. Ia langsung berdiri.
Deg!
"Anjir, jantung gue." batin Lisa. Jantungnya tiba-tiba berdetak setelah melihat Jennie. Itu sangat tidak masuk akal pikirnya. Sedangkan ia sangat tidak suka dengan sikap wanita itu.
"Jangan bego... Lo udah sering liat cewek cantik." Lagi ia membatin. Lisa menggeleng untuk menyadarkan dirinya agar tidak terlalu terpikat oleh Jennie.
"Kepada Sekolah!" Lisa refleks memanggil Jennie sehingga membuatnya terhenti.
"Dia berhenti, gimana ini?" bisik Lisa pada Jimin.
"Bego! Buru sana!" Jimin langsung mendorong kuat Lisa. Alhasil Lisa mau tidak mau harus berhadapan langsung dengan Jennie sekarang.
"Ada apa?" tanya Jennie dengan intonasi datarnya.
Lisa bingung harus mengatakan apa. la juga takut jika salah berbicara kepada wanita itu. "Akh, itu! Selamat berakhir pekan." katanya.
Lisa lantas cengengesan menyadari dirinya mengatakan hal yang tidak penting sama sekali. Jennie tidak menanggapi. la langsung melangkahkan kakinya menjauh setelah Lisa mengatakan hal itu.
"Berani sekali dia memanggilku? Malah bilang selamat berakhir pekan segala lagi." batin Jennie. Ia menggeleng setelah menyadari Lisa yang sempat grogi karena berusaha menyapanya.
Jennie lantas berjalan cepat untuk menyamai langkah kaki Wendy karena Manager nya itu sudah berjalan terlebih dulu. Cukup aneh hari ini, kenapa ia bisa tersenyum pagi-pagi.
Wendy menyipitkan mata, ia baru kali ini melihat Jennie tersenyum tanpa sebab. "Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?"
Jennie cepat-cepat mendatarkan raut wajahnya. Ia tidak mau jika ada yang mengetahui dirinya tersenyum gara-gara melihat tingkah Lisa yang menyapanya diparkiran.
"Gak! Hari ini jam berapa jadwal pemotretanku?"
Wendy semakin penasaran apalagi setelah Jennie mencoba mengelak. "Yakin gak ada apa-apa? Kamu lupa hari ini akhir pekan dan tidak ada pemotretan diakhir pekan."
"Kak, Please! Jangan banyak tanya!" Jennie sangat tahu jika Wendy penasaran akan dirinya. Jadi ia mensiasati lebih dulu agar tidak diberi pertanyaan tentang apa yang tidak bisa dia jawab.
"Ini juga tangan, kenapa malah dingin begini? Mana malah senyum-senyum gak jelas lagi depan Kak Wendy. Ish!" batin Jennie.
Jennie yang Sedang sibuk merapikan barang-barangnya, karena baru pindah ke Apartment yang beberapa hari lalu sudah menjadi miliknya. Terlihat dia sangat kewalahan bagaimana tidak, dia sendirian disana dan Wendy juga sibuk mengemasi barang miliknya di Unit yang berbeda. Karena sedari dulu mereka tidak pernah benar-benar tinggal bersama. Jennie melirik kearah handphone nya yang berdering, mendapati ada panggilang masuk dari Irene.
"Iya, ada apa Kak?"
"Apa kamu udah selesai mengemasi barang-barang mu?" tanya Irene dari seberang sana.
"Ini sudah hampir selesai, kenapa?"
Terdengar Irene yang langsung ceria. "Serius? Kakak mau mengajak kamu keluar, kamu bisa kan?"
Jennie memikirkan tawaran dari Irene. "Jam berapa? Cuma berdua?"
"Jam 8 Kakak jemput kamu. Iya berdua, Jisoo ada janji makan malam dengan yang lain."
Jennie terkesiap. Entah kenapa ia cukup penasaran dengan salah satu kakak nya itu. "Apa? Makan malam dengan siapa?"
"Palingan bersama bocah kemarin. Tumben kamu kepo?"
"Bocah?" batin Jennie, dipikirannya hanya ada satu. Yaitu Lisa.
Merasa sudah puas berbicara Jennie langsung mematikan teleponnya. Entah kenapa dia tiba-tiba merenung setelah mendengar Irene mengatakan jika Jisoo akan pergi makan malam bersama salah satu siswa yang dia tebak adalah Lisa.
"Apa jangan-jangan kak Jisoo di mainin sama dia? Bagaimana kalau kak Jisoo sakit hati? Tapi kenapa juga malah aku yang sibuk memikirkan nya. Sudah akh malas, biarkan saja deh!" monolog Jennie. Setelahnya ia lantas berdiri dari duduknya untuk segera pergi ke kamar mandi, membersihkan diri.
"Ish! Kenapa deh, hatiku selalu gak terima kalau menyangkut bocah itu." gerutu Jennie, jujur ia merasa jika Lisa punya magnet yang bisa membuat dirinya selalu tidak berhenti memikirkan nya. Jennie juga tidak mengerti kenapa akhir-akhir ini dirinya bersikap aneh seperti itu.
Sedangkan di tempat lain. Tepat pukul tujuh malam Lisa sudah siap untuk pergi bersama Jisoo. Mereka malam ini ada janji makan bersama. Setelah melihat penampilannya dicermin, Lisa langsung keluar. Ia memanggil Taksi, sengaja tidak membawa motor agar punya alasan supaya bisa diantar pulang oleh Jisoo. Cukup beberpa menit Taksi yang ia pesan datang.
Lisa mengotak-atik handphonenya. Berniat ingin memberitahu Jisoo jika dirinya sudah dalam perjalanan.
"Kak, aku udah di jalan." Isi pesan Lisa untuk Jisoo.
"Sampai jumpa disana." Tak perlu waktu lama bagi Lisa untuk mendapatkan balasan dari Jisoo.
Lisa tersenyum, setelah menerima pesan itu dia lantas menyimpan kembali handphonenya di kantong celana.
Lisa yang lebih dulu sampai dari Jisoo. Kali pertama ia yang menunggu wanita. Tetapi bagi Lisa itu tidak masalah asalkan jangan terlalu lama. Setelah beberapa saat Lisa duduk seorang diri dan akhirnya Jisoo datang.
"Anjir cantik banget!" batin Lisa. Ia sampai tidak berkedip melihat kedatangan Jisoo yang berjalan menuju kearahnya.
Senyuman manis Jisoo terbit diwajahnya. "Kamu disini ternyata." Lisa hanya melebarkan senyuman menanggapi ucapan Jisoo.
Setelah itu mereka mulai memesan makanan. Karena memang tujuan dan janji mereka adalah mencari makan. Begitu pesanan datang. Mereka yang sama-sama terlihat lapar langsung menyantapnya. Sambil sesekali berbincarng-bincang. Lisa yang menyelesaikan makanan nya lebih dulu dan disusul oleh Jisoo. Mereka mengobrol setelahnya. Dan tidak terasa sudah satu jam lebih. Waktunya mereka pergi untuk segera bergantian dengan pengunjung lain.
"Kamu sudah mau pulang?" tanya Jisoo. Sekarang mereka sedang berjalan menuju mobil wanita itu.
Lisa berpikir sejenak. Ini masih awal jika dirinya memilih pulang kerumah. "Hum! Tapi kayaknya aku belum bisa jauh dari Kakak. Takutnya nanti pas pulang malah gak bisa tidur lagi." dalih Lisa sengaja ia menggoda Jisoo agar wanita itu mengajaknya berjalan-jalan terlebih dahulu.
Jisoo tersenyum. "Kalau gitu kita nonton aja."
Lisa langsung sumringah menyadari ia akan menghabiskan waktu akhir pekan nya diluar rumah dan tanpa para Sahabatnya yang selalu membuatnya kesal.
Sekarang mereka sudah mengantri untuk pemesanan tiket film yang akan mereka tonton. Lisa menyipitkan mata setelah melihat seseorang yang sepertinya ia kenal sedang duduk diruang tunggu. Setelah ia melihat dengan teliti, ia yakin jika wanita itu Jennie yang sedang memainkan handphonenya.
"Jisoo!" teriak Irene yang tiba-tilba muncul disamping Jennie. Membawa dua minuman dan satu Popcron.
Refleks Jennie menoleh kearah tatapan Irene. Dia langsung beretemu pandang dengan Lisa yang sedari tadi memperhatikan nya.
Deg! Itu jantung Lisa yang berulah lagi. Ini yang kedua kali jantungnya berdetak setelah bertatapan langsung dengan Jennie.
"Anjirlah! Jangan berulah Jantung, inget dia itu wanita judes yang selalu marahin lo!" maki Lisa dalam hati. Tetapi malah semakin membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
_THE MADAME AT SCHOOL_
NEXT => NGE-DATE WITH TIGA KAKAK BERADIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar