BAB 3. Calon Madam Sekolah
"Anak nakal apa kamu sudah lari pagi hari ini?" bisiknya tepat di telinga Lisa.
Lisa menggeleng untuk menghilangkan kegugupannya. Ia menghela nafas, seketika Lisa sadar jika orang di depannya tidak ia kenali. "Punya hak apa anda bicara seperti itu?" ketusnya.
Refleks Lisa memperhatikan ketiga orang di depannya secara bergantian. Lagi, Jennie melihat keringat yang bercucuran di pelipis Lisa.
"Wakil kepala sekolah! Tolong beri dia lebih banyak keringat hari ini!"
Jennie menepuk bahu Lisa, pelan. Setelah melakukan itu, ia melanjutkan langkah kakinya untuk segera menjauh meninggalkan tempat itu dan langsung disusul oleh Wendy.
Wakil kepala sekolah yang melihat itu langsung mengaruk-garuk tengkuknya yang tiba-tiba gatal. Ada rasa takut setelah melihat sikap dingin dari Kepala Sekolah barunya, apalagi jika Jennie marah besar. Pasti dirinya yang akan kesulitan, pikirnya. Ia menatap malas Lisa, lalu dengan helaan nafas pria paruh baya itu berjalan mendekati siswanya yang setengah bandel.
"Kamu tau apa yang harus kamu lakukan sekarang?!" Lisa mengangguk cepat sambil mengigit kuku tangan jari telunjuknya. "Laksanakan sekarang dan jangan lupa sapu semua halaman disekolah ini. Cepat sana!"
Lisa sampai bergidik ngeri menerima bentakan dari wakil kepala sekolahnya, sampai-sampai ia harus memejamkan matanya.
Setelah dirasa puas. Wakil kepala sekolah itu pergi meninggalkan Lisa. Berusaha mengejar Jennie dan Managernya tersebut. Sedangkan Lisa yang di beri amanah, langsung menuju ke arah lapangan karena dia termasuk murid bandel yang patuh akan perkataan Guru.
"Apes banget dah gue." rutuk Lisa dengan penuh kekesalan.
_THE MADAME AT SCHOOL_
"Huam! Ngantuk banget." monolog Jisoo, ia merenggangkan kedua lengannya, sambil menghirup udara segar lalu menghembuskan nya secara perlahan.
Ketenangannya harus terganggu karena suara deringan telepon miliknya. Melihat nama Irene yang tertera di layar Handphonenya.
"Hallo!" Sungguh, sebenarnya Jisoo sangat lelah untuk mengeluarkan suara, terdengar dari intonasinya yang begitu lesu. Bahkan matanya saja sampai terpejam.
"Jisoo, bagaimana kalau hari ini kita pulang lebih awal? Kita ajak Jennie pergi jalan-jalan." Antusias Irene dari seberang sana.
Jisoo yang tadinya lesu berubah jadi sumringah, karena mendengar akan jalan-jalan. "Serius ini? Oke, aku keluar kantor sekitar jam tiga sore ya Kak!"
"Iya. Kalau begitu kamu langsung jemput Unnie ya! Biar kita perginya sama-sama. Yaudah Kakak tutup dulu teleponnya." Setelah mengatakan itu, Irene langsung memutus panggilan teleponnya.
Tepat pukul sepuluh, bel tanda istirahat di bunyikan. Seluruh siswa-siswi berhambur keluar kelas untuk segera menjelajah kantin, mencari persediaan makanan disana.
"Guys! Kalian ke kantin aja dulu, beli minuman sama makanan banyak-banyak! Biar gue yang langsung ke taman nyamperin Lisa. Tapi inget! Jangan lama, jangan sambil godain cewek. Awas aja!" Seulgi mengatur strategi, memberikan tugas untuk ketiga sahabatnya.
"Siap laksanakan!" Hanbin, Taehyung, dan Jimin sengaja bersamaan. Bahkan mereka sampai memberikan hormat kepada Seulgi yang seolah-olah Seulgi komandan pemandu mereka.
Seperti kebiasaan mereka yang Random dan suka bercanda, Seulgi memberikan hormat juga yang artinya sang Komandan sudah menerima rasa hormat mereka. Setelah memberi amanah dan hormat, Seulgi langsung pergi meninggalkan mereka. Ingin Segera melihat keadaan Lisa yang sedang menjalankan hukuman.
Seulgi sampai terkekeh melihat keadaan mengenaskan sahabat karibnya. "Lis! Mau gue bantuin gak?" teriaknya dari ujung taman.
Membuat Lisa menoleh sekilas kearah Seulgi. Ia memberi satu sapu kepada Seulgi begitu sabahatnya itu mendekat. "Nih! sapu dari ujung sana." ucapnya datar. Bibirnya menunjuk kearah dimana Seulgi akan menyapu.
Seulgi mengambil sapu itu dengan santai. Betapa bahagianya bagi Lisa memiliki sahabat yang siap sedia membantunya, kalau-kalau ada masalah. Mata Lisa memincing ketika melihat apa yang dilakukan Seulgi.
"Seul! Lo ngapain dah, berdoa? malah duduk disitu!" celetuknya, Lisa benar-benar tidak mengerti dengan apa yang Seulgi lakukan.
"Sstt! Gue lagi baca doa, jangan brisik dulu! Lagi usaha ini buat bantuin lo." Lisa memutar bola mata, sungguh ia jengkel dengan sikap Seulgi.
Apa lagi setelah menyadari yang di maksud Seulgi itu; jika Seulgi membantu Lisa dalam doa atau melalui doa, dan tidak benar-benar melakukan dalam pekerjaan.
"Makanan datang!" teriak Hanbin dari ujung taman.
Mereka berjalan mendekat kearah Lisa dan Seulgi. Sedangkan kanan kirinya sudah ada Taehyung dan Jimin yang masing-masing membawa sekantong besar.
"Astaga Lis! Lo kasian banget gak liat Kepsek baru kita yang bener-bener cuannntik," ledek Jimin, sengaja ia membuat mimik se imut mungkin, Aegyo. Perlakuannya itu sontak menjadi bahan tertawaan teman-temannya. Bukannya gemes, malah jijik bagi mereka.
Kebetulan di ujung taman itu terlihat ada Jennie dan Wendy, sedang berjalan dengan Wendy mengekorinya. Mereka menuju parkiran, mungkin ingin segera meninggalkan sekolah.
"Tuh! Mak lampir yang udah hukum gue. Dia siapa deh? Perasaan gue baru liat," adu Lisa, ia sampai tidak berniat memalingkan tatapannya kepada dua wanita yang sedang berjalan dengan anggun diujung sana.
"Dia orangnya, Kepsek baru kita. Cewek cantik yang barusan Jimin ceritain. Nah! Dia itu anak bungsu dari pemilik sekolah ini." bisik Taehyung pada Lisa. Ia juga menjawab pertanyaan Lisa dengan intonasi cepat.
Wendy yang mulai menyadari jika ada yang memperhatikan mereka. "Jennie! sepertinya dari tadi anak-anak itu memperlihatkan kita." Wendy melirik cepat kearah Lisa dan teman-temannya menggunakan ujung mata.
"Biarkan saja Kak! Namanya juga anak kecil." sahut Jennie datar, pandangannya tetap lurus ke depan tanpa menghiraukan cicitan ataupun pasang mata yang menatap kagum padanya.
Lisa menangkap kedua bahu Taehyung lantas membaliknya dengan cepat. "Lo serius?"
Taehyung sampai mengelus data menerima perlakuan dari sahabatnya, ia tahu Lisa penasaran tetapi tidak harus mengagetkan nya juga.
"Iya Lis! Kepsek baru kita itu," Secara Refleks Jimin menjawab pertanyaan Lisa. Tetapi tatapannya masih tertuju kepada Jennie dan Wendy. Jimin sampai terkagum melihat kecantikan kedua wanita itu.
Seulgi yang sedari tadi diam karena sedang beradu dengan pikirannya. "Kayaknya gue pernah liat Kepsek baru kita deh. Tapi, dimana ya?" Seulgi lantas berlipatkan lengan, ia setengah mendongkak, mencoba berpikir lebih keras lagi untuk mengingat apa yang pernah dia lihat. "Majalah atau apa gitu, yang jelas dia pake baju beuh. Ngetat cok!"
"Itu yang ada di pikiran gue, njir! Kayaknya dia model," Komentar Hanbin, sejujurnya ia juga berpikiran hal yang sama dengan Seulgi. Karena bukannya apa, Hanbin itu suka mengoleksi majalah jadi tidak heran jika dia seperti pernah melihat wajah Jane di beberapa majalah.
"Woi, stop! Bantuin gue buru kelarin ini, sebelum bel." pekik Lisa, di ambilnya sapu yang sempat ia letakkan dekat kursi. Ingin segera menyelesaikan hukumannya.
Sedangkan sahabat-sahabatnya; Ada yang mencibir, mencaci-maki, mendengus kesal. Tetapi meskipun begitu, mereka tetaplah membantu Lisa dengan lapang dada, menyapu sisa-sisa sampah anorganik.
"Kak Wendy! Kamu tidak jengkel lihat muka anak-anak di sekolah itu, waktu memperhatikan kita?" tanya Jennie, sambil memijit pelipisnya dengan mata terpejam.
Sekarang mereka sedang dalam mobil menuju tempat pemotretan Jane.
"Hum, bagaimana ya?" Bukannya menjawab, Wendy malah bertanya balik. Ia tersenyum sambil memperhatikan jalan karena fokus menyetir.
_THE MADAME AT SCHOOL_
Jam pulang sekolah pun tiba, semua murid keluar melewati pintu gerbang disekolah itu, Lisa yang kebetulan tidak membawa motornya, cowok itu memilih untuk berjalan kaki, tadinya dia sudah di tawari para sahabatnya untuk menebeng tetapi Lisa tetap tidak mau. Menyumpal kedua telinganya menggunakan earphone berwarna hitam. Siapa yang tidak akan tertarik pada cowok ini, auranya sungguh tidak bisa untuk di lewatkan ketika Lisa sedang berjalan dengan kedua tangan disaku celananya. Sesekali ia memejamkan mata karena menikmati semilir angin yang berhembus di wajahnya.
Hari ini Lisa memutuskan berjalan kaki untuk sampai kerumah. Mungkin tidak peduli sejauh mana baginya. Lisa sangat menikmati suasana yang jarang sekali dia dapati. Disebrang jalan ada seorang pria yang sedari tadi memperhatikan Lisa tanpa sepengetahuannya.
"Hallo Tuan! Sepertinya dia baru pulang sekolah, dan sekarang sedang berjalan kaki. Dia juga kelihatan baik-baik aja." Beritahu Pria yang mengikuti Lisa, ia berbicara lewat telepon sambil matanya memperhatikan Lisa dari atas sampai bawah.
"Bagus! Awasi terus dia dan sekarang kau boleh istirahat dulu!" Setelah mendapat perintah, pria itu lantas pergi. Karena tugasnya hari ini sudah selesai.
Sedangkan dilain sisi, Jisoo yang sedang mengendarai sebuah mobil mewah miliknya tidak terlalu fokus dengan jalanan karena sedang menelepon.
"Kak Irene! Aku sudah on the way ke kantor kamu nih!" Jisoo mengabari Irene lewat telepon.
"Iya! Aku juga sudah nungguin kamu dari tadi." Terdengar suara Irene yang samar-samar.
Brukk!
Jisoo speechless, mulutnya ternganga setelah menyadari mobil yang ia kendarai menabrak sesuatu.
"Jisoo! Itu apa?" Terdengar nada intonasi khawatir dari Irene.
"Kak, bagaimana ini? Sepertinya aku nabrak orang." cicit Jisoo takut-takut, tangannya bahkan sampai bergetar.
_THE MADAME AT SCHOOL_
NEXT => BAB 4. LISA KESEREMPET CEWEK CANTIK
#novel #noveljenlisa #JENLISA #NOVELBLACKPINK #ROMANCE #HUMOR #VIRAL #HAPPYENDING #DAUTHOR #NONPIKSI #CERITASERU #THEMADAMEATSCHOOL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar