Selasa, 05 Desember 2023

THE MADAME AT SCHOOL - BAB 1. LISA MANOBAN

NOVEL PERTAMA KARYA D AUTHOR. SEMOGA KALIAN SEMUA SUKA YA PARA READERS:*







JUDUL : THE MADAME AT SCHOOL


Deskripsi Cerita:


Lisa Manoban, pemuda berusia 17 tahun yang menyimpan banyak luka batin karena keluarganya. Lisa berpisah dengan kedua orang tuanya karena masalah yang cukup rumit dan mulai menjalani kehidupan yang jauh dari kata positif. Setelah menginjak kelas 3 SMA, ia selalu mendapatkan konflik dengan Kim Jennie selaku Kepala Sekolah barunya. Jennie sendiri adalah wanita dewasa yang berfikir bahwa percintaan itu tidak begitu penting sedangkan pernikahan bukanlah kewajiban. Lika-liku kehidupan yang Lisa hadapi begitu berat, mulai dari keluarga yang tidak menerima kehadirannya, masalah ekonomi yang harus ia tanggung sendiri, hingga percintaannya yang tidak berjalan mulus dan harus membuat seorang Lisa menjalani hidup dewasa di usia muda.


Cast:

Lisa Manoban, Jennie, Jisoo, Rosé, Irene, Seulgi, Taehyung, Hanbin, Jimin, Suho, Park Min-young, Mario Maurer.





BAB 1. LISA MANOBAN



"Gilaa! Ganteng banget dia woi!"


"Lisa! Lo mau gak jadi pacar gue?"


"Dih, apa-apaan sih lo! Sama gue aja, Lis!"


Begitulah yang sering Lisa dengar ketika mulai melangkah kaki di setiap sudut sekolah. Tak jarang juga ia sering mendapatkan bingkisan berupa makanan dan banyak lagi jenisnya. Bisa di bilang banyak yang menggemari Lisa ini.


"Oke! Kalian semua gue pacarin." teriak Lisa lengkap dengan gaya narsisnya.


Plak! Bunyi suara mistar tepat mengenai kepala Lisa sehingga membuat empunya tersentak, lantas bangun dari tidurnya.


"Aduh! Kepala gue sakit bego! Siapa yang ngelempar?!" pekik Lisa, sambil memberi sedikit penekanan datar di ujung karena melihat para siswa siswi dan guru menatap kearahnya.


"Enak sekali kamu, saya lagi menjelaskan di depan kamu malah tidur!" teriak sang guru.


Beliau adalah Park Joy yang lantas di panggil Bu Joy oleh murid-muridnya. Ia seorang guru Fisika. Guru paling Killer yang paling di hindari dan ditakuti semua siswa siswi di sekolah.


"Anjir! Gue mimpi." batin Lisa, menyadari kecerobohannya.


"Tidak Bu, Maaf." cicit pemuda itu sambil menyengir, betapa malunya jika berada di posisinya sekarang.


"Kenapa kamu masih diam disitu?! Keliling lapangan sekarang juga. Sepuluh kali!" bentak Joy, ia sangat kewalahan menghadapi Lisa. Bisa di bilang Lisa salah satu murid bandel di sekolah.


"Ibu juga salah masuk gak bilang-bilang." Lisa bergumam wajahnya memelas menyadari akan mendapat hukuman dari guru yang tidak pernah absen menghukumnya.


"Bilang apa kamu? Tidak terima dengan hukumannya, iya?!" geram Joy yang sudah emosi.


"Dia bilang. Salah ibu juga masuk gak bilang-bilang. Itu katanya Bu." adu Seulgi lantas memberikan cengiran mengejek pada Lisa, yang langsung jadi pusat perhatian semua pasang mata di kelas itu.


Kang Seulgi! Cowok dengan wajah yang dominan imut nan tampan itu adalah salah satu sahabat baik Lisa.


Lisa memutar bola mata jenggah. "Gini punya temen? Bukannya nolong malah ngaduin."


"Jadi kamu menyalahkan saya? Mau saya tambah hukumannya?" Dengan cepat Lisa menggeleng. "Cepat sana keluar!!"


Lagi, Bentakan dari Joy membuat para murid di kelas itu bergidik ngeri, mereka sungguh ketakutan.


"Iya Ibu, ini saya mau keluar." sahut Lisa dengan nada lesu.


Setelahnya ia keluar dengan kesal meskipun tidak ia tujukan. Tadinya, Lisa sedang bermimpi indah. Yaitu jadi seorang pangeran di sekolah. Tapi itu bukan sepenuhnya mimpi, dirinya memang mempunyai penggemar.



_THE MADAME AT SCHOOL_



Sedangkan di tempat lain, satu Keluarga yang sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Rumah bak istana megah yang lantas selalu jadi idaman manusia pada umumnya.


"Good Morning! Mami, Papi, Kak Irene!" sapa wanita yang baru akan bergabung untuk sarapan bersama. Wanita itu sedang menapaki turun anak tangga.


Kim Jisoo. Di usianya yang sudah menginjak 24 tahun lantas membuatnya menjadi wanita karier. Orang-orang sering mengatakan jika kecantikan Jisoo sungguh tidak manusiawi, bak dewi kayangan. Ia adalah seorang CEO di salah satu perusahaan Ayahnya. Anak kedua dari Kim Jun-myeon.


Sedangkan Ayahnya, Kim Jun-myeon adalah seorang Pengusaha besar. Kim memiliki empat anak perusahaan yang masing-masing di kelola oleh kedua putrinya. Kim sendiri memiliki istri cantik yang bernama Park Min Young. Lantas pernikahan mereka membuahkan tiga orang wanita cantik.


"Papi! Jadi kapan bungsu pulang? Aku sudah kangen banget sama dia." ucap manja Irene.


Kim Irene, sang putri sulung. Usianya dengan Jisoo hanya berjarak satu tahun. Mitosnya, anak pertama itu selalu jadi bahan percobaan kedua orang tuanya. Jadi, jika tidak berwajah rupawan artinya akan memiliki wajah yang bisa di bilang standar. Tetapi di Irene sepertinya mitos itu tidak sepenuhnya benar, wajah cantiknya bahkan terpahat sempurna. Mungkin berkat darah dari kedua orangtuanya yang tidak bisa di ragukan lagi.


"Iya Pi! Kuliahnya juga sudah lama selesai," timpal Jisoo, tangannya sibuk dengan garpu makanan.


"Papi dan Mami rencananya mau menyuruh dia pulang besok atau lusa," ujar Park Min Young memberitahu kedua putrinya.


"Iya, Mami benar! Nanti rencananya Papi mau kasih Surprise."


"Serius? Yaudah, bagaimana kalau hari ini aku dan Jisoo bantuin siapin surprisenya?" tawar Irene penuh antusias.


Kim menggeleng cepat. "No! Ini bukan Surprise seperti biasanya. Jadi biar Papi sendiri yang menyiapkan."


"Maksud-" Belum selesai Jisoo berbicara langsung dipotong oleh Park.


"Mendingan kalian sekarang berangkat ke kantor! Ini sudah hampir siang, lho!" Perintah Park Min Young dengan lembut.


"Iya Mami," gemas Irene, ia menegguk air yang sudah disiapkan dalam gelas. "Kita berangkat sekarang."


Irene berdiri dan lantas meraih pergelangan tangan Jisoo. "Jisoo. Ayo!"


Jisoo dengan sigap berdiri. "Ayo! Kami berangkat. Mi, Pi!"


Tidak lupa mereka berdua menciumi pipi kiri kanan Kim dan Park karena sudah menjadi kewajiban dan rutinitas menurut mereka.


"Mi, sebaiknya kamu telepon putri bungsu kita! Bilang kepada nya sudah waktunya dia pulang." Perintah Kim Jun-myeon yang hanya di jawab dengan anggukan mantap oleh Park Min Young.



_THE MADAME AT SCHOOL _



"Woi! Bagi jawabannya, elah! Gue belum nomor 5 sama 7." bisik Hanbin kepada teman di depannya. Ia sedari tadi sudah melirik kesana kemari untuk mencari kunci jawaban.


Kim Hanbin. Dia adalah salah satu sahabat Lisa yang tingkahnya sangat Absurd. Hanbin cowok tampan dengan sifat Clingy, yang meskipun begitu tidak membuat gadis-gadis di sekolah merasa ilfeel.


"Ibu cantik! Ini ada yang mau menyontek." teriak Lisa sambil tersenyum puas. Membuat teman sekelasnya sontak menoleh kearahnya.


"Njir! Awas aja lo, tunggu pemabalasan gue!" racau Hanbin sambil melirik tajam Lisa yang sekarang tersenyum penuh kemenangan.


"Sudah diam, kerjakan tugasnya! Mau cepat pulang kan?" titah sang guru dengan intonasi lembutnya.


Park Chaeyoung, lebih akrab di sapa Rosé. Ia lantas di panggil Bu cantik; Itu adalah nama panggilan dari Lisa dan teman-temannya karena Rosé adalah guru muda yang sangat cantik dan anggun. Ia mengajar sebagai guru Matematika, usianya yang masih 23 tahun membuatnya menduduki sebagai guru termuda setelah Joy yang berusia 24 tahun. Rosé sendiri termasuk bersahabat baik dengan Irene dan Jisoo.


"Bu, yang sudah boleh di kumpulin?" tanya seorang murid yang sedari tadi sudah menyelesaikan pekerjaannya.


Dia adalah Kim Taehyung. Cowok kutu buku dengan otak jenius, Taehyung tidak kalah tampan dengan sahabat-sahabatnya yang lain; Lisa, Seulgi, Hanbin dan Jimin. Meskipun Taehyung termasuk cowok culun tetapi wajah Charmingnya tidak bisa di ragukan lagi.


Rosé menoleh kearah Taehyung. "Boleh, bawa sini!"


"Woi Tae! Kita belum ini." jerit Lisa.


"Gue juga belum, Tae!" keluh Seulgi, mereka saling memberikan kode lewat jari.


"Tapi nanti ketahuan Bu cantik." cicit Taehyung yang sambil memperhatikan sekeliling, takut kalau-kalau ada yang melihat mereka. Setelah dirasanya aman, Taehyung memberikan kertas lembar jawaban miliknya kepada Seulgi tetapi pada saat itu juga langsung di rampas oleh Lisa.


"Woi! Gue juga sekalian." jerit tertahan seorang murid dari arah ujung pojok belakang yang hampir tidak terdengar.


Park Jimin, sahabat Lisa yang tidak kalah Cinglynya.


"Guys! Jimin bilang apa? Gak jelas banget." bisik Seulgi kepada ketiga sahabatnya. Matanya tertuju kepada Jimin yang keberadaannya sangat jauh dari teman-temannya yang lain. Sedangkan Jimin sedari tadi sudah memberikan kode ingin menyalin jawaban Taehyung.


"Lo mau apa?" Hanbin bertanya seraya keningnya mengerut dan mengangkat satu alisnya meminta penjelasan.


"Dia kayaknya mau bilang kalau mau nyalin jawaban." beritahu Taehyung sambil sibuk melirik sekeliling, berharap tidak ada yang memergoki kegiatan mereka.


"Itu dia bilang udah selesai, terus ngajakin kita buat langsung ngumpulin sama-sama" kata Lisa mengalihkan, sambil mengulum senyum. Tangannya fokus menyalin jawaban. Sementara ia tahu jika Jimin ingin menyalin jawaban. Lisa memang suka mengerjai para sahabatnya itu.


"Ayo kumpulkan sudah waktunya pulang! Kita hari ini mulai pelajaran baru di semester awal Jadi diwajibkan untuk pulang dibawah jam satu siang." pungkas Rosé.


Murid-murid di kelas itu pun mulai mengumpulkan pekerjaannya. Begitu juga dengan Lisa dan teman-temannya, yang biasa dipanggil lima serangkai disekolah. Bagaimana tidak karena mereka selalu berdampingan berlima.


Setelah bel pertanda jam pulang sekolah di bunyikan, mereka; Lisa, Seulgi, Hanbin dan Taehyung langsung keluar sambil menenteng tas berjalan menyusuri koridor sekolah.


"Heh! Tega kalian ya ninggalin gue." celoteh Jimin, nafasnya sedikit terengah-engah karena berlarian mengejar para sahabatnya.


"Salah lo sendiri kenapa duduknya jauh dari kami." sambut Lisa lantas terkekeh karena puas mengerjai Jimin.


"Bener banget, lo salah besar!" Hanbin ikut menertawakan sehingga membuat Jimin mendengus berkali-kali.


"Yaudah besok gue pindah. Sekalian deh tuh, duduk di depan, puas?!" seru Jimin, wajahnya memelas.


"Udah deh, jangan pada debat!" Seulgi yang sedari tadi jengkel akhirnya bersuara. "Oyiya, Lis! Lo nanti malem ada waktu gak?"


Lisa menoleh cepat kearah Seulgi yang berada di sampingnya, cowok itu nampak sedikit berpikir. "Hum, ntar malem ya? Kayaknya gue ada orderan deh."


"Dewasa area! Diharapkan bagi yang tidak cukup umur segera meninggalkan tempat!" ucap Taehyung yang seakan-akan menirukan pembawa acara berita di televisi. Membuat Lisa mengusap-usap rambut Taehyung dengan gemas.


"Lo kalau ngomong suka bener. Sini, gue sayang-sayang dulu. Ututu!" Taehyung kalang kabut karena Lisa dengan sengaja menyosornya. Lisa sudah memonyong-monyongkan bibirnya, berusaha menciumi Taehyung, mengerjai sahabatnya. Dengan cepat Taehyung mendorong dada cowok itu.


Tingkah mereka berdua menjadi bahan tawaan. Bahkan membuat siswi-siswi yang sedari tadi memperhatikan mereka berjalan sambil bercanda-ria ikut senyum, terkagum-kagum dengan visual kelima serangkai itu.


"Gak kok! Gue ntar malem mau nemenin kakak yang udah order gue kemarin tapi waktunya di undur jadi hari ini." jelas Lisa pada teman-temannya.


"Lo mah enak tiap hari bisa pegang melon." ledek Hanbin, memberi istilah melon kepada salah satu yang tidak ingin mereka sebut karena terlalu vulgar.


"Kemarin gue habis makan melon." adu polos Taehyung menyombongkan diri. Tetapi tidak tahu Melon yang teman-temannya maksud itu apa. Sehingga membuat yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala. Mau dijelaskan juga Taehyung tidak akan mengerti jadi harap di maklumi saja, pikir mereka.




_THE MADAM AT SCHOOL_




         Bunyi getaran telepon mengalihkan kesibukan seorang Wanita cantik. Dia adalah Wendy, keponakan dari Park Min Young. Ia bekerja sebagai Manager untuk Sepupunya sendiri. Wendy melirik Handphone yang sedari tadi bergetar, ia melihat siapa nama yang meneleponnya.


"Ini ada telepon dari Mami!" Wendy menyodorkan benda pipih itu kepada seorang wanita yang sedang duduk membelakanginya.


"Mami? Tumben nelpon." gumam wanita itu, tangannya menyambut Handphone yang diberikan Wendy.


Kim Jennie. Putri bungsu dari pasangan Kim Jun-myeon dan Park Min young, Jennie sapaannya. Wajah cantik, lantas membuatnya menjadi Model terkenal di New Zealand. Jennie sendiri sudah tinggal di New Zealand kurang lebih sepuluh tahun. Setelah menyelesaikan Sarjana tingkat dua, ia memutuskan untuk menetap di Negari itu. Usianya juga masih tergolong muda, yaitu 23 tahun.


"Hello Mami! How are you?" sapa Jennie dengan manja.


"Fine! Sayang malam ini kamu harus pulang ke Korea! Sudah waktunya kamu tinggal disini." kata Park Min young to the point.


Jennie terkesiap, jujur ia belum ingin untuk tinggal di Korea. "Tapi Mam! Pekerjaan aku disini bagaimana? Jadwal pemotretanku juga masih penuh."


Terdengar suara helaan nafas dari Park Min young. "Kamu lupa? Disini juga kamu bisa banyak job pemotretan."


Jennie berpikir sejenak, ia menoleh Wendy dan mendapati Managernya itu mengangguk yang artinya jika Jennie harus menerima perintah dari Ibunya.


"Huft! Iya malam ini Jennie pulang. Tutup dulu teleponnya Mam! Jennie harus selesaikan pemotretan dulu, bye Mami!" Setelah mengatakan itu, Jennie langsung memutuskan telepon secara sepihak.


"Kita pulang?" tanya Wendy memastikan, karena belum sepenuhnya yakin dengan keputusan Jennie.


Jennie mengangguk lesu, mau tidak mau ia harus pulang. "Ayo kita selesaikan pemotretan dulu," ajak Jennie sambil lantas berdiri. Jennie berjalan menuju tempat pengambilan gambar. "Kak Wendy, kamu pesan tiket saja dulu! Biar nanti kita bisa langsung packing dan berangkat." Lanjutnya, Wendy sebagai Manager dengan segera melaksanakan apa yang Jennie katakan.



_THE MADAME AT SCHOOL_



"Lis! Lo mau di lempar pengaris lagi, Humh?" tegur Seulgi, tangannya sibuk menggoyang-goyangkan badan Lisa yang sedari tadi menikmati acara tidurnya.


"Hmph! Yaa, nih gue bangun." jawab Lisa dengan lesu, khas orang baru bangun tidur. Ia mengucek-ucek kedua matanya untuk segera menetralkan pengelihatan.


"Njir! Malah di bangunin sama si Seul. Biarin aja tadi, dia lagi mimpi indah pasti. Kan lucu kalau dia di lempar lagi." kata Hanbin, ia sampai tertawa terpengkal-pengkal membayangkan jika sahabatnya itu di lempar mistar atau lebih parahnya spidol, untuk yang kesekian kalinya.


Lisa bingung sendiri, sejurus ia menyadari jika dirinya sedang bermimpi kemarin. "Sialan lo! Ujung-ujungnya mimpi berakhir buruk yang ada." umpat Lisa membuat yang lain menertawakan kecerobohannya itu.


Jimin yang baru saja masuk karena menyelesaikan ritualnya dulu di kantin. "Kenapa deh pagi-pagi begini udah pada ketawa, lo pada? Noh! Sampe di luar sono kedengarannya." dumbelannya tidak mendapatkan respon sama sekali.


"Murid-murid, duduk dulu yang benar!" titah Joy yang masih berjalan menuju meja guru.


"Saya cuma mau memberitahu jika hari ini kalian bebas karena para dewan guru dan staff sekolah sedang mengadakan rapat, dan besok kalian masuk seperti biasa tapi langsung pergi ke Auditorium, ada pengumuman penting disana!" tandas beliau dengan tegas.


Karena hanya ingin memberikan pengumuman, Joy langsung meninggalkan ruangan kelas 12 Sains itu. Seluruh murid di kelas serentak berdiri untuk memberi penghormatan kepada sang guru. Setelah guru Killer benar-benar sudah hilang dari pandangan, kelas kembali riuh. Ada yang heboh karena tidak harus belajar dan bisa pulang cepat, ada yang sedih, ada yang sudah keluar ingin segera ke kantin dan lain sebagainya.


Lisa meraih ranselnya. "Guys! Gue cabut dulu ya, kebetulan ada orderan nih!" teriaknya sambil memberikan kedipan kepada teman-temannya, yang artinya mengisyaratkan.


Orderan yang dimaksud Lisa adalah pekerjaannya yang hanyalah sebatas menemani wanita-wanita cantik. Contohnya; Menemani Shopping, Nonton, mengobrol di Cafe, Dinner, Traveling. Bisa di bilang Rental boyfriend. Pelanggannya yang dominan wanita dewasa dengan karier bagus membuat Lisa mendapatkan bayaran yang sangat tinggi. Lisa tidak bodoh untuk ukuran wanita, ia selalu memilah terlebih dahulu dan selalu menerima yang memiliki wajah cantik saja.



_THE MADAM AT SCHOOL_



          Siang itu, terlihat sebuah mobil mewah melewati pintu gerbang yang bisa otomatis terbuka sendiri di kediaman Keluarga Kim. Mobil itu mulai melintasi jalan aspal yang kanan kirinya di penuhi pepohonan rindang, serta taman bunga yang terawat.


"Tuan! Non Jennie, sudah datang." Ucapan ketua pelayan, sontak membuat semua orang yang sedang bersantai di ruang tamu berlarian keluar rumah untuk menyambut kedatangan Jennie dan Wendy.


"Adik-adik ku, welcome home..." antusias Jisoo dan Irene. Mereka berlari dan langsung menghambur memeluk Jennie dan Wendy.


"I am coming home!" teriak Jennie sambil memeluk kedua kakaknya.


Kedatangan Jennie langsung membuat satu rumah geger. Bagaimana tidak, dengan penampilannya yang sekarang ini akan membuat wanita di luar sana iri melihatnya. Mereka berbincang-bincang cukup lama dan hingga tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul enam belas tepat.


"Jennie! Papi perlu bicara dengan mu, ikut Papi sekarang! Kita ngobrol di ruangan Papi, dan Wendy kamu ikut juga!" Perintah Kim Jun-myeon.


Kim Jun-myeon beranjak dari duduknya, ia meletakkan koran yang sempat di baca keatas meja setelah itu berjalan menuju ruang kerjanya. Jennie sedikit bingung, tetapi tetap mengekori langkah kaki Ayahnya itu. Sesampainya di ruangan, Ayahnya langsung menyuruh mereka duduk.


Kim Jun-myeon terdiam sejenak, di tatapnya Jennie dengan intens. "Jennie, kamu tau apa alasan Papi menyuruh kalian untuk menetap di sini?"


Siapa yang tidak akan bingung jika di posisi Jennie sekarang. "Maksud Papi?"


"Papi mau kamu selama dua tahun kedepan mengurus Sekolah yayasan yang Papi miliki." Jennie ternganga. Sungguh ia tidak mengerti dengan jalan pikiran Ayahnya.




_THE MADAME AT SCHOOL_




NEXT => BAB 2. KEPALA SEKOLAH BARU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE MADAME AT SCHOOL - BAB 10. LISA DIUSIR DARI SEKOLAH?

  BAB 10. Lisa Diusir Dari Sekolah?            Di pelajaran pertama kelas 12 Sains ialah Fisika. Semua murid sudah siap dengan bukunya masin...